Ilustrasi  (Foto: baomoi.com)

Kepada kalangan pers, pejabat ini memberitahukan bahwa dia telah menyampaikan pesan tersebut kepada kalangan otoritas Tiongkok dalam satu perlawatannya di Beijing baru-baru ini.

Komentar tersebut diajukan pada latar belakang perundingan-perundingan tentang denuklirisasi  antara AS dan Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) mengalami jalan buntu setelah pertemuan puncak kedua antara Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin RDRK, Kim Jong-un di Kota Ha Noi pada bulan Februari lalu. Pyong Yang sedang meningkatkan tekanan terhadap Washington supaya mengeluarkan satu rekomendasi yang bisa diterima pada akhir tahun ini dengan keinginan membongkar semua sanksi dan mendapat jaminan-jaminan keamanan alih-alih penolakan program nuklir. Dua pihak telah juga mengadakan pertemuan tingkat staf ahli di Swedia baru-baru ini, tapi tidak mencapai hasil. Pada awal pekan ini, Kepala Perunding Nuklir dari RDRK, Kim Myong-gil memberitahukan bahwa AS telah merekemendasikan satu pertemuan tingkat staf ahli pada bulan Desember mendatang.