Warga Suriah mengungsi karena perang (Foto: APF/Kantor Berita Vietnam)

Dalam pernyataan-nya Kemlu tersebut memberitahukan bahwa bantuan baru yang senilai 697 juta USD ini akan membantu untuk mengurangi akibat-akibat dari krisis Suriah terhadap pemerintah-pemerintah dan komunitas-komunitas di kawasan. Menurut itu, kira-kira 516 juta USD akan diberikan untuk membantu warga yang sedang hidup di Suriah, sebagian sisanya akan dialokasikan pada program-program demi kaum pengungsi di Jordania, Turki, Libanon, Irak dan Mesir, sementara itu organisasi-organisasi internasional di kawasan menerima 2 juta USD.

Juga bersangkutan dengan bantuan bagi Suriah, Rusia telah menuduh Uni Eropa supaya telah melakukan politiksasi aktivitas bantuan bagi Suriah dengan mengikat dana-dana rekonstruksi dengan satu proses transisi politik untuk menghentikan bentrokan di negara Timur Tengah ini. Dalam pertemuan yang diadakan oleh Uni Eropa di sela-sela Sidang ke-72 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sedang berlangsung di New York, Amerika Serikat, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov menilai bahwa aktivitas bantuan telah digunakan sebagai instrument politik untuk menimbulkan tekanan terhadap pemimpin Suriah, Bashar al-Assad. Dia menyatakan bahwa politiksasi masalah-masalah yang bersangkutan dengan bantuan dan pernyataan-pernyataan tentang perlunya harus menunggu proses politik berakhir adalah  “tidak bisa diterima.”