AS menyusun strategi sehingga memaksa Tiongok harus mengubah cara perilaku di Laut Timur

(VOVworld) – Lokakarya ke-4 tentang Laut Timur yang diadakan oleh Pusat Penelitian Strategi dan Internasional di Washington D.C, Amerika Serikat (AS) berakhir pada Sabtu pagi (menurut WIB) dengan banyak rekomendasi dan penilaian penting tentang kebijakan AS dalam menangani ketegangan di kawasan.

Ketika berbicara di depan perbahasan terakhir pada lokakarya tersebut, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS urusan strategi dan masalah-masalah multilateral, Michael Fuchs menunjukkan bahwa tindakan memaksa dan mengancam menggunakan kekerasan di Laut Timur dari Tiongkok telah menciptakan ketegangan-ketegangan yang bisa berpengaruh terhadap tidak hanya semua fihak yang bersangkutan, melainkan juga terhadap kawasan dan dunia.

AS menyusun strategi sehingga memaksa Tiongok harus mengubah cara perilaku di Laut Timur - ảnh 1
Panorama lokakarya
(Foto: vov.vn)

Wakil Asisten Menlu AS, Michel Fuchs mengimbau kepada semua fihak yang bersangkutan supaya menggunakan jalan diplomatik, termasuk arbitrase internasional untuk menangani masalah sengketa; bersamaan itu mendefinisi secara jelas konsep “tindakan-tindakan yang merumitkan masalah atau meningkatkan sengketa” yang disebut dalam Deklarasi tentang perilaku dari semua fihak di Laut Timur (DOC). Tentang kebijakan AS terhadap kawasan Laut Timur, seorang pakar tentang Tiongkok dari CSIS, Bonnie Glaser menilai bahwa AS sedang berupaya meredakan ketegangan supaya bisa mengelola masalah secara damai dan sedang menyusun satu strategi guna mengubah perhitungan-perhitungan biaya dan kepentingan dari Tiongkok, pada pokoknya membuat Beijing mengerti bahwa paksaan dan ancaman terhadap negara-negara tetangga akan membuat mereka harus membayar harga yang mahal.

Berlangsung pada latar belakang Tiongkok semakin menjadi congkak dalam mengklaim kedaulatan di Laut Timur, lokakarya kali ini menyerap kehadiran puluhan pakar dan sarjana papan atas di dunia serta banyak pejabat senior Kongres dan Pemerintah AS, diantaranya ada Ketua Komisi Intelijen Parlemen AS, Mike Rogers./.

Komentar

Yang lain