ASEAN berupaya keras menjadi pelopor dalam kecenderungan anti proteksi dagang
(VOVWORLD) - Pada latar belakang dunia sedang muncul kecenderungan antiglobalisasi dan proteksi dagang, maka ASEAN terus melaksanakan kebijakan regionalisme terbuka.
Sekjen ASEAN, Le Luong Minh. (Foto:Kantor Berita Vietnam) |
Hal ini akan membuka peluang-peluang besar baik bagi proses integrasi regional, integrasi ekonomi global dari ASEAN maupun bagi badan-badan usaha ASEAN. Demikian ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN, Le Luong Minh di sela-sela simposium dengan tajuk: “Masa 50 tahun ASEAN-Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC)-Peluang bagi badan usaha Vietnam”. Menurut Sekjen Le Luong Minh ASEAN sekarang ini adalah organisasi regional yang punya paling banyak perjanjian perdagangan bebas dan ASEAN sedang berupaya keras menyempurnakan perundingan tentang Perjanjian Kemitraan Komprehensif Regional (RCEP). Bersamaan itu ASEAN juga sedang mengadakanperundingan dengan Hongkong-Tiongkok tentang satu Perjanjian Perdagangan Bebas dan dijadwalkan akan ditandatangani pada tahun ini. ASEAN juga sedang berbahas dengan Kanada, Komunitas Ekonomi Asia-Eropa tentang kemungkinan menandatangani Perjanjian Zona Liberalisasi Perdagangan. Dia memberitahukan: “ASEAN pada pokoknya telah menghapuskan semua jenis tarif terhadap barang-barang dagangan di dalam negeri dengan ASEAN. Hanya tinggal beberapa transaksi istimewa maka beberapa negara anggota baru seperti Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar dipertahankan sampai tahun 2018. Sekarang, ada 100 bidang jasa yang diliberalisasi. Visi 2025 membimbing aktivitas ASEAN dalam waktu 10 tahun mendatang, ASEAN terus melaksanakan kebijakan regionalisme terbuka. Hal itu akan membuka peluang-peluang besar baik bagi proses integrasi regional, integrasi ekonomi global dari ASEAN maupun bagi peluang-peluang kepada badan-badan usaha ASEAN”.
Sekjen Le Luong Minh juga menekankan integrasi internasiional dan liberalisasi perdagangan merupakan keniscayaan yang sulit dibalikkan dan ASEAN sedang berupaya keras untuk menciptakan kemudahan bagi perdagangan secara maksimal yang diiringi dengan pemecahan atas prosedur-prosedur secara harmonis antarnegara anggota-nya