(VOVworld) – Belgia memutuskan menerapkan langkah-langkah pengawasan di perbatasan dengan Perancis dari Rabu (24/2), bersamaan itu melakukan patroli di kawasan ini. Dengan demikian, sampai sekarang telah ada 9 negara dalam kawasan kebebasan mobilitas Schengen terpaksa melakukan kembali pengawasan untuk menghadapi krisis migran yang paling buruk sejak Perang Dunia II.
Para migran di dekat perbatasan dengan Kroatia, 26/10/2015
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, Slovenia menyatakan juga akan memperketat pengawasan perbatasan kalau ketentuan tentang migran dari Eropa tidak ditaati. Kalau hal ini terjadi, jumlah negara yang “melanggar Schengen” sejak 9/2015 akan meningkat menjadi 10 negara, yaitu: Norwegia, Swedia, Denmark, Austria, Jerman, Hungaria, Perancis dan Malta.
Pada hari yang sama, Pemerintah Hungaria menyampaikan surat kepada Komisi Pemilihan negara ini supaya merekomendasikan satu referendum tentang apakah rakyat menyetujui kuota penerimaan migran yang dialokasi oleh Uni Eropa atau tidak.
Pada satu konferensi negara-negara Balkan Barat tentang masalah migran, Rabu (24/2), di Wina, Ibukota Austria, negara-negara peserta konferensi tersebut juga sepakat terus mengurangi jumlah migran dan pengungsi di kawasan Balkan.