COP-21: Perbedaan pendapat muncul pada hari sidang yang pertama
(VOVworld) - Semua kontradiksi pertama telah cepat muncul pada hari pembukaan Konferensi ke-21 Konvensi kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perubahan iklim (COP-21) yang sedang berlangsung di Paris, Ibukota Perancis.
Negara-negara miskin meminta kepada negara-negara kaya supaya bertanggung jawab lebih banyak atas situasi pemanasan di seluruh dunia, karena negara-negara kaya telah menggunakan banyak bahan fosil untuk melayani target mengembangklan ekonomi pasca revolusi industri guna memperkaya diri. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara berkembang menganggap bahwa semua perekonomian yang maju dan baru muncul, misalnya Tiongkok perlu beraktivitas lebih banyak lagi, karena semua negara ini sedang menggunakan satu jumlah bahan fosil yang besar untuk melayani perekonomian-nya yang sedang tumbuh mendewasa. Ketika berbicara di depan Konferensi COP-21, Presiden AS, Barack Obama menegaskan bahwa AS akan melaksanakan penuh komitmen-nya dan menyerukan kepada negara-negara lain supaya bersama-sama melaksanakan-nya. Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi menganggap bahwa semua negara miskin tetap masih perlu menggunakan sumber-sumber energi fosil untuk lepas dari kemiskinan dan berpendapat bahwa semua negara kaya perlu mendorong cepat usaha memangkas jumlah emisi gas di tingkat yang lebih tinggi, karena sampai sekarang ini, jumlah emisi gas industri di negara-negara kaya masih sangat tinggi. Jadi, sekali lagi, perpecahan antara negara-negara kaya dan semua negara miskin- alasan yang membuat COP berkali-kali sejak yang diadakan pada tahun 1995 sampai sekarang ini tidak mendatangkan hasil- memanaskan kembali Konferensi COP-21.