(VOVworld) – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), di New York, Amerika Serikat (AS), Rabu (21/9), telah mengadakan satu sidang tentang perang saudara di Suriah pada latar belakang gencatan senjata sementara di negara ini baru saja mengalami kegagalan dan ketegangan-ketegangan internasional mengalami eskalasi. Ketika berbicara di depan DK PBB, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-moon menekankan bahwa tragedi Suriah membuat wirang DK PBB. Lebih dari 300.000 orang Suriah telah dibunuh, separo jumlah warga negara ini tidak punya rumah dan hampir semua bangunan hancur. Pada latar belakang itu, dia menegaskan perlu memulihkan perintah gencatan senjata di Suriah karena ini merupakan langkah pertama untuk menyelamatkan kesepakatan Amerika Serikat-Rusia guna menghentikan perang yang sudah memakan waktu 15 tahun ini.         


Pada sidang tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, John Kerry telah menuduh pesawat-pesawat tempur Rusia dan Suriah yang beraktivitas di kawasan-kawasan di Suriah Utara pada 19/9 ini, pada saat iring-iringan kendaraan bantuan kemanusiaan PBB diserang dari udara. Dia meminta kepada fihak Rusia supaya memberikan tekanan kepada rezim Presiden Bashar al-Assad untuk tidak mengerahkan angkatan udara terbang melewati kawasan-kawasan yang dikontrol faksi oposisi. Sementara itu, Menlu Rusia, Sergei Lavrov menolak informasi yang menganggap bahwa pesawat-pesawat terbang Rusia atau Suriah telah melakukan serangan terhadap iring-iringan kendaraan PBB, bersamaan itu menegaskan bahwa pasukan-pasukan Pemerintah pimpinan Bashar al-Assad tidak akan “secara sefihak menghentikan aktivitas-akivitas”. Dia juga menegaskan bahwa kalau DK PBB bisa mencapai satu pendekatan yang komprehensif dan multilateral, maka prospek menghentikan aktivitas-aktivitas permusuhan baru bisa menjadi lebih cerah.