Satu sidang DK PBB (Foto: Ria Novosti)

Dokumen tersebut tidak memperoleh jumlah suara yang diperlukan karena pandangan negara-negara Barat. Rusia, Tiongkok dan Brasil memberikan suara dukungan, negara-negara lainnya memberikan suara blanko. Wakil Tetap Rusia di PBB, Vasily Nebenzya, mengatakan bahwa setelah pemunguatan suara yang baru sajaa dilakukan, kecurigan tentang orang yang benar-benar berdiri di belakang serangan teror terhadap pipa-pipa Nord-Stream sedang meningkat.

Sebelumnya, Direktur Biro Kerja Sama Ekonomi dari Kementerian Luar Negegeri Rusia, Dmitry Birichevsky mengatakan bahwa Moskow dapat mengajukan masalah kompensasi atas kerugian akibat serangan teror terhadap pipa-pipa Nord Stream. Menurut dia, masa depan pipa-pipa gas masih belum jelas, sedangkan tindakan negara-negara Barat yang merusak investigasi tentang ledakan menunjukkan kurangnya perhatian dalam menormalisasi hubungan dengan Rusia di bidang energi.

Ledakan di pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 terjadi pada akhir bulan September tahun lalu. Istana Kremlin menyebut itu sebagai tindakan teror internasional.