Dua capres Perancis melakukan perdebatan terakhir di TV

(VOVWORLD) - Dua capres dalam babak kedua pilpres Perancis yaitu Emmanuel Macron yang mengikuti jalan tengah dan nyonya Marine Le Pen dari Partai ultra kanan, telah melakukan perdebatan yang menegangkan tentang masalah-masalah anti-terorisme, ekonomi dan Eropa, dalam perdebatan terakhir di TV pada Rabu (3/5), sebelum resmi masuk babak kedua pada akhir pekan ini. 

Perdebatan ini berlangsung secara menegangkan ketika nyonya Marine Le Pen menuduh Emmanuel Macron yang ada “bersikap toleran” terhadap agama Islam ortodoks serta menentang langkah-langkah anti-ekstrimisme setelah terjadi serentetan serangan di Perancis baru-baru ini. Akan tetapi, Emmanuel Macron menegaskan tidak akan “berkompromi” dalam perang anti-terorisme, bersaman itu menganggap bahwa apa yang direkomendasikan Marine Le Pen akan menimbulkan satu “perang saudara”.

Dua capres Perancis melakukan perdebatan terakhir di TV - ảnh 1 Dua capres Perancis, Emmanuel Macron dan Marine Le Pen (Foto: AFP)

Tentang masalah Uni Eropa, Marine Le Pen menganggap bahwa kalau Macron terpilih menjadi Presiden, maka Perancis akan di “dikalahkan” oleh negara tetangga yang kuat tentang ekonomi, yaitu Jerman. Sebelumnya, Marine Le Pen juga menyatakan keinginan untuk melakukan referendum tentang masalah apakah Perancis tetap tinggal di Uni Eropa atau tidak, sedangkan Macron mendukung Uni Eropa dengan hangat.

Sekarang, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa Emmanuel Macron sedang mendahului Marine Le Pen dengan prosentase 59% - 41% menjelang babak kedua pilpres Perancis pada Minggu (7/5). Akan tetapi, perdebatan-perdebatan di TV baru-baru ini sepertinya telah mengubah secara cepat opini umum Perancis. Presiden yang akan segera lengser, Francois Hollande dan banyak anggota Pemerintah Perancis telah memberikan peringatan tentang kemungkinan Marine Le Pen merebut kemenangan, dengan kira-kira 1/3 jumlah pemilih diprakirakan akan memberikan suara blanko. 

 

Komentar

Yang lain