(VOVWORLD) - Negara-negara Islam di kawasan dan para pemimpin Uni Eropa pada Selasa (5/12), telah secara serempak memberikan peringatan tentang destabilitas di kawasan yang bersangkutan dengan rencana Amerika Serikat (AS) tentang pengakuan Jerusalem sebagai Ibukota Israel.
Gedung Kedutaan Besar AS di Tel Aviv, Israel, 20/1 (Foto: AFP / VNA) |
Ketika berbicara di depan pertemuan luar biasa Liga Arab di Kairo, Ibukota Mesir, Sekretaris Jendral Liga Arab, Ahmed Abul Gheit berseru kepada AS supaya mempertimbangkan kembali rencana tersebut, bersamaan itu menekankan bahwa kalau Washington benar-benar memutuskan memindahkan Kedutaan Besarnya ke Jerusalem, akan menimbulkan akibat-akibat negatif baik di Palestina saja maupun seluruh kawasan Arab dan dunia Islam.
Sementara itu, kalangan otoritas Palestina memperingatkan bahwa gerak-gerik ini akan menghentikan semua upaya Presiden AS, Donald Trump untuk mendatangkan perdamaian bagi kawasan Timur Tengah dan menghapuskan semua kesempatan untuk memainkan peranan mediator dari pemimpin ini.
Sama dengan pandangan tersebut, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menekankan status tentang Jerusalem yalah "batas merah” bagi dunia Islam.
Sebelumnya, Wakil Senior urusan keamanan dan kebijakan hubungan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini juga memberikan peringatan tentang akibat serius di satu kawasan yang amat besar di dunia ini.