Di antaranya, nilai ekspor, impor dan investasi properti meningkat lebih tinggi, membantu mendorong pertumbuhan perekonomian yang besarnya nomor 1 di dunia. Namun, investasi dan bisnis dipengaruhi oleh ketegangan dagang AS-Tiongkok, turun 2,7% terbanding dengan masa yang sama tahun lalu.

Peneliti khusus dari Dewan Negara Republik Rakyat Tiongkok, Yao Jingyuan, pada hati yang sama, memprakirakan bahwa laju pertumbuhan perekonomian yang besarnya nomor dua di dunia bisa turun di bawah 6% pada triwulan IV tahun ini dan bahkan pada tahun depan, karena ekonomi domestik menghadapi “tantangan-tantangan yang paling besar selama ini”. Pada triwulan II, ekonomi Tiongkok tumbuh 6%, tarap peningkatan yang paling rendah dalam waktu 27 tahun, pada latar belakang sengketa dagang antara dua perekonomian yang paling besar di dunia mengalami eskalasi. Pemerintah Tiongkok menargetkan akan mencapai pertumbuhan sepanjang tahun 2019 sebesar 6-6,5%.