Enam negara G7 bertekad menghadapi perubahan iklim
(VOVWORLD) - Keputusan Amerika Serikat (AS) yang menarik diri dari Perjanjian Paris tentang penangulangan perubahan iklim telah menimbulkan perpecahan antara AS dan negara-negara G7 dalam hari kerja pertama dari Konferensi Menteri Lingkungan kelompol negara-negara industri maju papan atas (G7) yang berlangsung dari 11-12/6 di kota Bologna, Italia.
Enam negara G7 memutuskan menghadapi perubahan iklim (Foto :AFP/Kantor berita Vietnam) |
Akan tetapi, 6 negara sisanya dalam G7 sepakat mendorong upaya-upaya menangulangi perubahan iklim tanpa AS. Ketika berbicara setelah sidang pertama, Gian Luca Galletti, Menteri Lingkungan Italia, negara yang memegang jabatan Ketua bergilir G7 tahun 2017 menekankan bahwa Italia dan perekonomian-perekonomian papan atas menganggap Perjanjian Paris adalah tidak bisa dibalikkan dan dirundingan kembali.
G7 terdiri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan AS. Perjanjian Paris tentang penanggulangan perubahan iklim merupakan permufakatan global yang pertama tentang iklim yang ditandatangani 195 negara dan berlaku sejak 11/2016 dengan komitmen-komitmen yang kuat tentang pemangkasan emisi gas Karbon untuk mengekang kenaikan suhu global. Sekarang AS merupakan negara yang mempunyai jumlah emisi gas rumah kaca yang besarnya nomor 2 di dunia setelah Tiongkok.