(VOVworld) – Organisasi Amnesti Internasional (AI), Selasa (23/2) mencela cara menangani krisis migran maupun upaya negara-negara anggota Uni Eropa (EU) dalam menentang ancaman terorisme.
Para pengungsi sedang mencari cara masuk Yunani
(Foto: AFP-vietnamplus.vn)
Dalam laporan tahunan, AI mengungkapkan masalah beberapa negara EU peserta Perjanjian Schengen (bebas visa internal blok ini) belakangan ini telah menerapkan kembali langkah-langkah kontrol garis perbatasan untuk mencegah gelombang migran yang datang dari negara-negara Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) AI, Salil Shetty menekankan bahwa masalah EU tidak bisa memikirkan kepentingan pokok untuk hampir semua orang yang dianiaya di dunia menjadi hal yang patut memalukan. Dia mengimbau kepada persekutuan yang terdiri dari 28 negara anggota ini supaya membentuk peta-peta jalan yang aman dan sah untuk membantu orang-orang sengsara yang sedang mencari cara ke Eropa, bersamaan itu menyatakan bahwa perlu berdasarkan pada setiap keadaan untuk memberikan perlakuan yang sesuai dengan mereka sebagai gantinya menerapkan “sanksi kolektif” seperti sekarang.
Dalam laporan tahun tersebut, AI memperingatkan tentang undang-undang anti terorisme yang baru saja diberlakukan di seluruh Eropa, khususnya, undang-undang darurat nasional “merampas semua kepentingan migran dan pengungsi yang sedang diterapkan oleh Perancis.