Para utusan berfoto bersama (Foto: Nguyen Son/VNA)

Pada forum tersebut, para utusan mengkhawatirkan perkembangan-perkembangan yang rumit di Laut Timur, khususnya situasi memiliterisasi struktur sengketa, melanggar hukum internasional, merintangi negara-negara pantai memanfaatkan sumber kekayaan  alam di kawasan-kawasan laut menurut UNCLOS 1982. Para utusan menekankan prinsip mengekang diri, jangan melakukan  tindakan-tindakan yang merumitkan situasi dan meningkatkan sengketa, menaati hukum, tidak menggunakan atau mengancam mengunakan kekerasan, memecahkan secara damai semua sengketa di atas dasar hukum internasional dan UNCLOS. Para utusan juga menginginkan agar ASEAN dan Tiongkok cepat mencapai DOC secara berhasil-guna dan berdaya-guna, sesuai dengan hukum internasional dan UNCLOS.

Pada sesi perbahasan istimewa  sehubungan dengan peringatan HUT ke-25 lahirnya UNCLOS 1982, para utusan menekankan makna penting dari UNCLOS dalam peranan sebagai “Undang-Undang Dasar Semudera”. Menurut itu, banyak utusan mengkhawatirkan pelanggaran-pelanggaran terhadap UNCLOS yang berlangsung sekarang ini di Laut Timur, di antaranya ada pelanggaran terhadap zona ekonomi eksklusif dan merintagi kegiatan ekonomi yang sah dari negara-negara dan sebagainya.

Tentang orientasi pada waktu mendatang, para utusan menyepakati bahwa kawasan ini  perlu terus menggelarkan secara komrehensif semua kegiatan mendorong kerjasama dan keamanan laut tentang keamanna, ekonomi dan perlindungan lingkungan laut. Para utusan juga sepakat perlu memperkokoh peranan Forum Laut ASEAN dan Forum Laut ASEAN yang diperluas, terutama dalam berbagi informasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerjasama untuk meningkatkan efektivitas, menghindari kesimpang-siuran dan tumpangan.

Direncanakan, rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan pada forum tersebut akan disampaikan ke Konferensi Pejabat senior  ASEAN yang akan diadakan pada pertengahan bulan 1/2020 di Vietnam.