(VOVWORLD) - Jumlah korban dalam gempa bumi yang bermagnitudo 7,2 yang terjadi pada Senin pagi (6 Februari), di Turki bagian selatan dan Suriah bagian barat laut masih terus meningkat. Ini adalah salah satu gempa bumi terkuat yang terjadi di Turki selama 100 tahun ini.
Tim SAR mencari korban di reruntuhan di Adana, Turki (Foto: AP) |
Menurut data terkini yang diumumkan Pemerintah Turki pada Selasa (7 Februari, menurut WIB), jumlah orang tewas dalam gempa bumi di negara ini dan Suriah mencapai 4.300 orang, sekitar 14.500 orang lainnya luka-luka, dan 5.600 rumah rusak.
Pada Senin (6 Februari), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres mengatakan bahwa para personel PBB sedang berada di Turki dan Suriah untuk menilai kebutuhan dan memberikan bantuan pasca gempa bumi. Sekjen Antonio Guterres menekankan bahwa PBB berharap agar komunitas internasional bisa membantu ribuan keluarga yang terkena dampak gempa bumi tersebut karena banyak orang di antaranya membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat di kawasan-kawasan yang sangat sulit didekati.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperkuat penggelaran tenaga kesehatan (nakes) di Kota Gaziantep, Turki Selatan, mempertimbangkan kawasan-kawasan untuk mengirim tim-tim nakes darurat.
Juga pada hari yang sama, Komisaris Tinggi PBB urusan pengungsi (UNHCR), Filippo Grandi memberitahukan bahwa badan-badan ini bersedia memberikan bantuan darurat kepada orang-orang yang terkena dampak bencana alam tersebut.
Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg menekankan bahwa para sekutu dalam blok ini sedang memberikan bantuan kepada Turki. Sementara itu, Inggris mengkonfirmasikan akan mengirim para pakar pencarian dan pertolongan korban (SAR) dan sekelompok nakes darurat ke Turki.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, pada Senin (6 Februari) memberitahukan bahwa AS bersedia untuk memberikan bantuan yang perlu kepada Turki dan Suriah untuk menghadapi akibat gempa bumi tersebut. Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah melakukan pembicaraan telepon dengan sejawatnya dari Suriah, Bashar al-Assad dan berkomitmen akan mengirim tim SAR ke negara Timur Tengah ini.
Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Vietnam, sampai dengan Senin sore (6 Februari), belum mendapat informasi tentang warga negara Vietnam yang terkena dampak gempa bumi di Turki dan Suriah. Kemenlu Vietnam telah menugasi Kedutaan Besar Vietnam untuk Turki dan Kedutaan Besar Vietnam untuk Iran merangkap Suriah untuk menghubungi badan-badan fungsional dan komunitas orang Vietnam di negara setempat untuk mencari tahu informasi dan bersedia melakukan langkah-langkah perlindungan warga negara dalam situasi ada warga negara Vietnam yang menjadi korban.