Gerakan Jihad memperingatkan eskalasi bahaya huru-hara di Jalur Gaza
(VOVWORLD) - Seorang pejabat Gerakan Islam Jihad, pada Sabtu (11 Mei), memperingatkan eskalasi bahaya kekerasan jika Israel tidak melaksanakan permufakatan gencatan senjata yang baru saja dicapai pada tanggal 6 Mei antara Israel dan Gerakan Hamas yang sedang mengontrol Jalur Gaza.
Tempat kejadian runtuhnya setelah serangan udara yang dilakukan Israel di kota Gaza pada 6/5/2019. (Foto: Xinhua/Kantor Berita Viet Nam) |
Pemimpin senior Gerakan Jihad, Kheded Al Batsh telah memperingatkan seperti itu ketika mengungkapkan situasi keamanan di kawasan Timur Tengah yang sedang menjadi panas pada waktu lalu. Dia berseru kepada Mesir supaya memainkan peranan yang lebih besar dan meyakinkan Israel melaksanakan kewajibannya.
Sementara itu, Televisi Publik “Kan” mengutip pengumuman dari Kantor Pemimpin Gerakan Hamas, Ismail Hanieyeh yang memberitahukan: Pada Jumat (10 Mei), dia telah mengadakan perbahasan dengan Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang situasi Timur Tengah, Nickolay Mladenov. Dua pejabat ini membahas masalah-masalah tentang pelaksanaan permufakatan-permufakatan antara Israel dan Hamas untuk mencegah bahaya kekerasan baru. Namun, pihak Israel menolak menegaskan permufakatan-permufakatan gencatan senjata.