Sekjen PBB, Antnio Guterres (Foto:  Xinhua/VNA)

Juga pada kesempatan ini, PBB telah mengadakan perbahasan untuk mencari arah yang paling baik guna “membangun satu masa depan yang berksinambungan dan adil melalui peningkatan pemahaman dan tindak menghadapi perubahan iklim”. Ini juga merupakan satu event yang berada dalam jadwal menuju ke Konferensi Tingkat Tinggi tentang perubahan iklim yang akan diadakan pada bulan 9/2019.

Pada sidang Majelis Umum PBB pada Selasa (23 April) dengan tema: “Dialog interaksi untuk hidup secara harmonis dengan alam”, wakil negara-negara peserta telah sepakat bahwa perubahan iklim merupakan salah satu di antara bahaya-bahaya yang paling besar terhadap perkembangan global yang berkesinambungan, merupakan salah satu di antara ketidaksetaraan-ketidaksetaraan yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas manusia yang acuh tak acuh dan akan berpengaruh langsung terhadap generasi-generasi masa depan.

Hari Ibu Pertiwi diperingati setiap tahun untuk memuliakan upaya-upaya bersama dari semua negara  guna berbagi tanggung jawab dalam menghadapi perubahan iklim menurut semangat Pertanyaan Rio 1992 agar menuju kesetaraan dalam perkembangan sosial-ekonomi dan lingkungan terhadap generasi-generasi dewasa ini dan masa depan.