Hari Idul Fitri yang paling menyedihkan bagi umat Muslim Indonesia
Huong Tra / VOV di Indonesia -  
(VOVWORLD) - Para umat Muslim di seluruh dunia, di antaranya ada para umat Muslim Indonesia, pada tahun ini harus merayakan Hari Raya Idul Fitri yang paling menyedihkan dalam sejarah. Di Indonesia, semua kegiatan keagamaan dan kepercayaan yang menghimpun banyak orang dibatalkan, termasuk perayaan Hari Idul Fitri karena merebaknya wabah Covid-19.
Masjid At Taqwa, Kalimantan (Foto: VOV) |
Kementerian Agama Indonesia telah menetapkan bahwa hari pertama Syawal tahun 1441 H (menurut kalender Islam) di Indonesia jatuh pada hari Minggu (24 Mei) berdasarkan hasil perhitungan astronomis. Masjid-masjid di Indonesia belum pernah ditutup pintunya, hanya ada suara doa yang bergema jauh ke mana-mana. Majelis Ulama Indonesia meminta kepada masjid-masjid supaya menyiarkan doa, khususnya doa-doa pada malam takbir secara berulang-ulang untuk meramaikan suasana liburan. Ketika mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, Presiden Joko Widodo menekankan:
"Pandemi Covid-19 yang belum berakhir menuntut pengorbanan kita semua untuk tidak mudik dan merayakan Lebaran bersama keluarga dan handai tolan di kampung halaman. Saya merasakan hal ini sangatlah berat, tapi keselamatan handai tolan dan sanak saudara tentu lebih penting dan harus menjadi prioritas kita semua. Kita tetap bersilaturahmi dan saling memberi maaf, meski tak bertemu secara fisik. Dengan bersama-sama, bangsa Indonesia akan mampu melewati ujian berat ini."
Presiden Joko Widodo dan Istri mengucapakan selamat Hari Raya Idul Fitri (Foto : Fikiran Rakyat) |
Seperti Tahun Baru Imlek Vietnam, Hari Raya Idul Fitri adalah kesempatan bagi orang-orang untuk berkumpul sama dengan keluarganya, bersama-sama merayakan hari libur besar yang paling penting bagi umat Muslim, menandai keberhasilan bulan puasa Ramadhan yang dilakukan umat Muslim setiap tahun, untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada Allah. Namun, untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19, Pemerintah Indonesia mengeluarkan perintah larangan mudik.
Huong Tra / VOV di Indonesia