Ilustrasi. (FOto: internet)

Ini merupakan sebagian dari isi laporan triwulanan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dibocorkan kantor berita AFP dan Reuters pada Kamis (31/8) pada latar belakang muncul banyak ketegangan antara Teheran dan Washington dalam waktu yang dekat.

Laporan IAEA menegaskan bahwa program nuklir Teheran, di antara-nya aktivitas mengayakan uranium masih menaati permufakatan tersebut. Laporan IAEA menyatakan bahwa Iran mengadakan kembali aktivitas produksi air berat pada 17/6 setelah menutup  pintu satu pabrik produksi air berat untuk perawatan pada April 2017. Laporan IAEA ini juga membenarkan bahwa Iran pernah melanggar permufakatan dengan P5+1 di tarap rendah ketika cadangan air berat melampaui tarap pagu 130 ton pada pertengahan Mei lalu. Pada saat itu, Teheran mengatakan bahwa negara ini akan mengekspor 20 ton air berat tapi belum ada informasi yang diecek.