Ibukota Hanoi memperingati ultah ke-58 hari Pembebasan-nya (10 Oktober 1954 - 10 Oktober 2012)
(VOVworld) - Hari Rabu 10 Oktober, untuk memperingati ultah ke-58 Hari Pembebasan kota Hanoi (10 Oktober 1954-10 Oktober 2012).
Pasukan Tentara menuju ke pusat Ibu kota Hanoi pada tahun 1954.
(Foto:
10 Oktober 1954 menjadi satu tonggak merah cemerlang yang menandai kekalahan sepenuhnya rezim Kolonialis lama dan kemenangan celmerlang yang dicapai Tentara dan Rakyat Vietnam dalam perang perlawanan dalam melawan Kolonialis dan Imperialis agresor, membuka satu halaman sejarah baru untuk ibu kota dan negara Republik Sosialis Vietnam. Tepat pada pukul 8 pagi 10 Oktober 1954, semua satuan Tentara Rakyat Vietnam telah menuju ke pusat ibu kota dari 5 pintu gerbang kota, menguasai kembali ibu kota setelah 9 tahun untuk sementara diduduki oleh Kolonialis Perancis. 58 tahun lewat, bagi para prajurit pasukan pembebasan Ibu kota dulu, memori tentang hari menguasai kembali Ibu kota tampaknya masih utuh.
Tarian Naga untuk menyambut Hari pembebasan Ibu kota 10 Oktober 1954- 10 Oktober 2012.
(Foto: tuoitre.vn)
Ketika mengenangkan kembali pada detik-detik yang bersejarah itu 58 tahun lalu, Kolonel Pham Duy Tan, mantan Kepala Divisi 308 dengan terharu mengatakan: “
Ketika Resimen Ibu kota datang kembali ke Cau Giay, kami menaikkan bendera merah berbintang kuning dan menuju langsung supaya sempat tiba di Cua Nam dan danau Guom. Ketika tiba di sana, warga ibu kota segera berkumpul, melambai-lambaikan tangan, memberikan bunga-bungaan, dan kue juga..... kami tidak tahu sejak kapan bendera- bendera dibuat. Warga kota menangis, kami sangat terharu dan bangga sekali, harus dikatakan bahwa Partai kita besar dan pandai. Warga ibu kota sangat heroik dan tertib, di rapat umum di lapangan Ba Dinh berkumpul banyak prajurit dan warga kota, tidak tahu dari mana sehingga banyaknya pasukan dan rakyat”.
Merasa bangga atas tradisi cemerlang 58 tahun ini, semua prajurit pembebasan ibu kota pada tahun 1954 selalu mencatat ajaran Presiden Ho Chi Minh, mengingatkan anak dan cucu-nya supaya menaati ajaran Presiden, berusaha menggeliat, bertekat membangun Ibu kota yang sejahtera dan indah, layak sebagai pusat kebudayaan- politik seruluh negeri, pantas dengan tradisi daerah Ibu kota ribuan tahun berbudaya./.