(VOVWORLD) - Satu ledakan bom lagi telah terjadi pada Senin pagi (14/5) di markas Polisi di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, tempat dimana satu hari sebelumnya ada sedikitnya 13 orang tewas dalam serangan-serangan bom bunuh diri yang bertubi-tubi terhadap tiga gereja.
Serangan di Kota Surabaya. (Foto: vnplus) |
Juru bicara Polisi Provinsi Jawa Timur, Frans Barung Mangera memberitahukan telah terjadi satu ledakan bom dan ada beberapa polisi lokal luka-luka. Serangan bom ini dilakukan oleh satu kelompok obyek di satu mobil.
Di kota yang besarnya No.2 di Indonesia, Surabaya pada Minggu (13/5) telah terjadi secara berturut-turut 3 serangan bom terhadap tiga gereja, sehingga membuat 13 orang tewas dan puluhan orang yang lain luka-luka. Menurut investigasi pendahuluan, pelaku serangan bom ini adalah satu keluarga 6 orang, terdiri dari orang tua, 4 orang anak yang berusia dari 9-18 tahun. Polisi Jawa Timur memberitahukan bahwa keluarga ini berafiliasi dengan IS dan tergolong dalam 500 orang Indonesia yang mengikuti IS kembali dari medan tempur di Suriah.
Segera setelah serangan bom yang berturut-turut tersebut, banyak kota dan kawasan besar di Indonesia, seperti Ibukota Jakarta, Riau dan Pulau Bali telah diletakkan dalam situasi siaga keamanan tingkat tertinggi.
Menghadapi situsi ini, Presiden Indonesia, Joko Widodo, Senin (14/5) menyatakan bahwa serangan bunuh diri terhadap Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur adalah “tindakan hina - dina”, bersamaan itu berkomitmen mendorong untuk mengesahkan satu Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Terorisme baru guna berjuang melawan jaringan-jaringan teroris Islam di negeri ini. Pasukan IS bersangkutan dengan serentetan serangan bom bunuh diri di Indonesia pada waktu belakangan ini. Panglima Polisi Nasional Indonesia, Jenderal Tito Karnavian, pada Senin (14/5), telah membenarkan informasi tersebut. Menurut Pemimpin Polisi Indonesia, pelaku serangan-serangan bomterhadap tiga gereja katolik dan Markas Komando Polisi di Kota Surabaya, wilayah provinsi Java Timur dari 13-14/5, bersamaan dengan baku tempak antara polisi dan tahanan pada pekan lalu, semuanya adalah anggota kelompok-kelompok teroris Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan IS.