(VOVWORLD) - Iran telah menolak rekomendasi pimpinan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang pemulihan kesepakatan nuklir, setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mendatang akan meminta untuk mencapai satu kesepakatan nuklir baru.
 Di dalam basis nuklir Natanz (Foto: AFP/VNA) |
Duta Besar (Dubes) Iran di IAEA, Kazem Gharibabadi mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, pada Kamis (17/12), mengungkapkan kemungkinan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2015 (yang bernama lengkap yaitu Rencana Aksi Bersama Komprehensif – JCPOA) di periode pimpinan Presiden terpilih AS, Joe Biden.
Menurut pejabat IAEA, ada sangat banyak pelanggaran terhadap JCPOA, maka untuk menghidupkan kembali kesepakatan ini menuntut satu klausul, satu kesepakatan, atau beberapa dokumen penunjang yang “menentukan apa yang dilaksanakan semua pihak secara jelas”.
Dubes Gharibabadi menganggap bahwa pengeluaran penilaian tentang pelaksanakan komitmen dalam JCPOA sepenuhnya di luar wewenang IAEA dan seharusnya tidak dilakukan.