(VOVworld) – Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara Jerman, Perancis dan Inggris, pada Kamis (9 Juli) telah datang kembali ke Wina, Ibukota Austria guna mengadakan kembali perundingan antara Kelompok P5+1 (yang meliputi 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa: Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Rusia, Tiongok plus Jerman) dan Iran. Gerak-gerik ini berlangsung pada saat yang dianggap sebagai “batas waktu terakhir” untuk permufakatan komprehensif tentang program nuklir Teheran yang sedang mendekat pada Jumat (10 Juli).
Presiden Iran, Hassan Rouhani
(Foto: vietnamplus.vn)
Sementara itu, melalui perbahasan online dengan Menlu Amerika Serikat (AS), John Kerry dan para anggota delegasi perunding yang sedang berada di Wina, Presiden Barack Obama mengeluarkan arahan-arahan yang bersangkutan dengan upaya-upaya yang sedang dilaksanakan AS guna mencapai “satu permufakatan baik” antara Kelompok P5+1 dengan Iran, memenuhi kebutuhan-kebutuhan Washington. Pada hari yang sama, Presiden Iran, Hassan Rouhani merasa optimis bahwa Teheran akan mencapai permufakatan nuklir dengan Kelompok P5+1.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, Jurubicara Badan Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, pada Rabu (8 Juli) memberitahukan bahwa Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyepakati prinsip-prinsip, obyek dan laju perundingan untuk terus bekerjasama guna menangani serentetan masalah yang masih ada dalam program nuklir Iran.