Jepang dan Uni Eropa terus meningkatkan tekanan terhadap RDRK
(VOVWORLD) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Fumio Kishida, pada Senin (17 Juli), telah berseru supaya mengesahkan satu resolusi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengenakan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK).
Menlu Jepang, Fumio Kishida (kiri) dan Sekjen PBB, Antonio Gutteres. (Foto:AFP/Kantor Berita Vietnam |
Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jepang, pada pertemuan selama 40 menit dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Gutteres di New York, Amerika Serikat (AS), Menlu Fumio Kishida mengatakan bahwa ancaman dari Pyong Yang “telah memasuki periode baru” ketika RDRK terus meluncurkan rudal balistik interkontinental (ICBM). Menurut dia, peningkatan tekanan terhadap RDRK sekarang adalah penting dan peranan Tiongkok adalah “kunci”.
Sebelumnya, Menlu Jepang Fumio Kishida juga bertemu dengan Menlu Thailand, Don Pramudwinai di sela-sela konferensi PBB, Menlu Jepang mengatakan bahwa peluncuran rudal balistik interkontinental RDRK pada awal bulan ini mengancam seluruh Asia dan dia menemukan kerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara dalam menimbulkan tekanan yang lebih kuat terhadap Pyong Yang demi denuklirisasi semenanjung Korea.
Sementara itu, Menlu negara-negara anggota Uni Eropa yang sedang mengadakan pertemuan di Brussels, Belgia, telah mengeluarkan pernyataan yang isinya mengutuk peluncuran ICBM yang baru saja dilakukan RDRK. Para pejabat Uni Eropa menganggap bahwa ini merupakan “ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional”, bersamaan itu mendesak Pyong Yang menghentikan tindakan-tindakan serupa.