(VOVworld) - Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, Selasa (25/4), menyampaikan laporan kebijakan hubungan luar negeri tahunan 2017. Dalam laporan ini, Tokyo menekankan hubungan Jepang-Republik Korea dan hubungan Jepang-Amerika Serikat (AS) sekarang memainkan peranan lebih penting, khususnya ketika aktivitas pengembangan nuklir di Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) semakin berlangsung secara rumit, menciptakan bahaya-bahaya baru.
Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida
(Foto : kantor berita Vietnam)
Tokyo juga minta perhatian kepada Seoul tentang pelaksanaan permufakatan tahun 2015 antara dua negara tentang pemecahan masalah yang bersangkutan dengan para wanita Republik Korea yang terpaksa melayani serdadu Jepang pada masa perang. Tokyo juga menyatakan bahwa sengketa antara Jepang dan Tiongkok di wilayah laut di kepulauan yang disebut Tokyo sebagai Senkaku, sedangkan diesebut oleh Tiongkok sebagai Diao Yu di Laut Huatung “tidak mencapai prospek”. Tiongkok tetap masih berkali-kali mengirim kapal patroli untuk memasuk wilayah ini sehingga ketegangan eskalasi.
Ketika mengungkapkan hubungan dengan Rusia, Buku Hijau mengulangi permufakatan antara dua negara pada pertemuan puncak pada 12/2016 yang mendorong penanganan semua perselisihan untuk menandatangani perjanjian damai, termasuk sengketa wilayah. Akan tetapi, buku Hijau tidak mengungkapkan arah penanganan masalah ini.