Jerman dan Jepang berbahas tentang agenda G-7

(VOVworld) - Ketika berbicara di depan jumpa pers bersama dengan timpalan-nya dari Jepang, Shinzo Abe, pada Rabu (4/5), Kanselir Jerman, Angela Merkel memberitahukan: Kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang di Jerman bertujuan berbahas tentang agenda Konferensi G-7 mendatang di Jepang. Di samping itu, dua pihak juga  mengungkapkan  hubungan yang bersahabat dan makin  erat antara Jerman dan Jepang. Kanselir Angela Merkel  juga menekankan: Salah satu diantara isi-isi titik berat  Konferensi G-7 ialah ekonomi, diantaranya Jerman dan Jepang  bersama mengarah ke tiga pilar yang terdiri dari investasi, reformasi  struktur dan kebijakan moneter. Dua pemimpin tersebut juga berbahas tentang masalah-masalah hubungan luar negeri dan keamanan, tentang perang anti terorisme. 



Jerman dan Jepang berbahas tentang agenda G-7 - ảnh 1
Menlu negara-negara G-7 sedang mengadakan pertemuan tahuan di Hiroshima, Jepang.
(Foto: Reuters)

Kanselir Angela Merkel  berseru kepada Tokyo supaya memberikan sumbangan lebih lanjut lagi dalam upaya  memecahkan semua bentrokan dan krisis, diantaranya ada krisis migran. Dua pemimpin juga berbahas tentang masalah-masalah panas di dunia, seperti perang sipil Suriah, krisis Ukraina dan situasi di laut Jepang, kawasan Asia, kawasan laut Huatung dan Laut Timur, diantaranya sepakat bahwa  semua sengketa hanya bisa dipecahkan  bersama dengan langkah damai.

Juga di depan jumpa pers ini, ketika diinterviu oleh kalangan pers tentang reaksi Jerman terhadap tindakan-tindakan Tiongkok di Laut Timur dan pendapat yang mengatakan bahwa Berlin hanya memperhatikan masalah ekonomi dalam hubungan dengan Tiongkok, Kanselir Angela Merkel  menegaskan:Tidak bisa dikatakan bahwa Jerman hanya memperhatikan masalah ekonomi dengan Tiongkok. Menurut Kanselir Jerman, Jerman dan Tiongkok mempunyai hubungan kuat di banyak bidang, dari politik, ekonomi, kebudayaan sampai  dialog tentang hak asasi manusia. Di samping itu,   dua pihak menegaskan lagi perlu mengadakan dialog dan memecahkan semua sengketa secara damai, tidak membiarkan terjadinya eskalasi ketegangan.


Komentar

Yang lain