(VOVworld) - Pada Rabu (30 Oktober), kalangan perjabat intelijen senior Jerman dan para rekan keamanan Amerika Serikat (AS) telah mengadakan pertemuan di Washington DC untuk menurunkan suhu dalam hubungan yang menegangkan antara dua sekutu setelah ada berita-berita yang dibocorkan bahwa beberapa badan keamanan dan intelijen AS telah mencegah perekamban dan penyadapan telepon genggam dari puluhan kepala negara, diantaranya ada Kanselir Jerman, Angela Merkel. Delegasi yang dikepelai oleh Guenter Seiss, Koordinator intelijen dari Kanselir Angela Merkel telah bertemu dengan para rekan AS, diantaranya ada Direktur Intelijen Nasional James Lapper dan penasehat keamanan nasional Susan Rice.
Ilustrasi
(Foto: qdnd.vn)
Ketika berbicara di depan kalangan pers, sebelum pertemuan berlangsung, beberapa pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa sekarang Badan Keamanan Nasional AS (NSA) tdak menyadap telepon Kanselir Jermaa, Angela Merkel dan dalam masa depan juga tidak bertindak seperti itu. Kalangan pejabat AS tidak mengomentari tuduhan yang mengatakan bahwa NSA mungkin telah menyadap telepon genggam dari Kanselir Angela Merkel dari tahun 2012 yaitu tiga tahun sebelum ibu terpilih menjadi Kanselir Jerman.
Asia juga memberikan reaksi yang keras tentang program pengintaian rahasia dari NSA setelah beberapa koran terbitan Australia memuat informasi-informasi yang dibocorkan oleh mantan personil CIA, Edward Snowden bahwa intelijen Australia melalui beberapa kedutaan besar di banyak ibukota di Asia telah bekerjasama dengan AS untuk mengikuti negara-negara Asia-Pasifik .
Para Rabu (30 Oktober) Menteri Luar Negeri Indonesi, Marty Natalegawa telah memberikakan protes dan mengatakan bahwa penyadapan telepon yang dilakukan Washington dan jaringan informasi perhubungan dari Kedutaan Besar AS di Jakarta tidak bisa diterima dan pasti akan tidak berada dalam semangat hubungan persahabatan antara dua negara./.