(VOVWORLD) - Tahun Baru 2023 sangat dekat. Meskipun menghadapi cuaca buruk, merebaknya Pandemi Covid-19, dan kelangkaan energi, namun beberapa negara sudah siap menyambut Tahun Baru dengan menyesuaikan situasi di lapangan.
Badai salju besar pada akhir tahun telah menewaskan banyak warga Amerika Serikat sekaligus menimbulkan kemacetan lalu lintas, kendati demikian kegiatan-kegiatan menyambut Tahun Baru tetap diadakan di beberapa Negara Bagian, di antara yang mencolok ialah Times Square di Kota New York.
Di Eropa, inflasi dan keterbatasan pasokan bahan bakar telah membuat warga mengalami liburan Hari Raya dengan banyak kekhawatiran dan ketidaklaziman dalam penyelenggaraannya. Hampir seluruh negara Eropa juga membatasi penggunaan lampu hias dan mempersempit area pasar Natal untuk menghemat energi.
Di Jepang, berbagai puskesmas pada tgl 28 Desember, memperingatkan merebaknya gelombang ke-8 Wabah Covid-19. Untuk menjamin keselamatan warga, ajang hitung mundur pada detik-detik peralihan tahun di stasiun Shibuya (Tokyo) akan ditiadakan.
Di Tiongkok, meskipun taraf penanganan Pandemi Covid-19 sudah menurun tetapi otoritas negara ini tetap menekankan makna penting keberhasilan penanggulangan wabah secara bertahap pada liburan Tahun Baru dan Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek mendatang.
Pemerintah Kota Seoul memutuskan menyelenggarakan upacara memikul lonceng dan upacara menyambut Tahun Baru 2023 dengan skala besar yang diikuti hampir 100.000 warga pada tgl 31 Desember malam.
Sedangkan, Pemerintah Kota Jakarta, Indonesia akan menutup dua jalan utama yaitu Sudirman dan Thamrin pada tgl 31 Desember malam untuk acara: “Malam Tanpa Mobil” dalam rangka perayaan Tahun Baru 2023.