Menurut penilaian Jenderal H.Navarre dan para ahli militer Prancis dan Amerika Serikat, Dien Bien Phu memiliki satu posisi strategis yang penting bagi medan perang Indocina dan seluruh kawasan Asia Tenggara, terletak di poros lalu lintas yang menyambungkan kawasan perbatasan Laos, Thailand dan Myanmar dan Tiongkok. Oleh karena itu setelah menduduki Dien Bien Phu pada 20 November 1953, tentara Prancis terus-menerus menambah tenaga tentara, senjata dan peralatan militer, membangun lagi banyak pos dan berbagai materi lainnya sehingga menjadikan Dien Bien Phu sebagai satu kumpulan pangkalan militer terkuat di Indocina.

Pada pihak Viet Nam, pendudukan Prancis terhadap Dien Bien Phu tidak mengacaukan rencana tempur strategis untuk Musim Dingin-Musim Semi 1953-1954 dari Staf Umum Tentara Rakyat Viet Nam. Dengan slogan “Segala-galanya demi garis terdepan, segala-galanya demi kemenangan”, seluruh negeri memfokuskan sumber daya bagi medan perang Dien Bien Phu. Setelah 56 hari siang malam, hingga 7 Mei 1954, Viet Nam telah menduduki markas komando musuh, jenderal De Castries dan seluruh staf umum dan serdadu di kumpulan pangkalan Dien Bien Phu harus menyerah.

Sehubungan dengan peringatan ke-68 tahun Kemenangan Dien Bien Phu (7 Mei 1954-7 Mei 2022), Kantor Berita Viet Nam memuat artikel dengan judul: “Kemenangan Dien Bien Phu: Kapabilitas dan kearifan Viet Nam”. Sementara itu koran-koran Nhan Dan, Tentara Rakyat Viet Nam juga memuat banyak berita, artikel, dan foto untuk menegaskan garis politik perang perlawanan yang tepat dan kreatif dari Partai Komunis dan Presiden Ho Chi Minh yaitu  garis politik perang perlawanan seluruh rakyat, seluruh tentara, mengembangkan secara maksimal tradisi patriotisme, tekad tempur demi kemerdekaan dan kebebasan bangsa Viet Nam. Kemenangan Dien Bien Phu telah memasuki sejarah bangsa Viet Nam, menegaskan kekuatan besar rakyat Viet Nam.