Ketegangan di sekitar kasus serangan racun terhadap mantan mata-mata Skripal: Pemimpin AS, Inggris melakuan pembicaaraan telepon – Rusia menggugat tindakan provokatif dengan skala besar
(VOVWORLD) - Gedung Putih memberitahukan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, Rabu (28/3), telah melakukan pembicaraan telepon untuk berbahas tentang pengusiran terhadap para diplomat Rusia ke luar dari AS dan Inggris guna membalas kasus serangan racun terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergey Skripal dan anak perempuannya di Inggris tiga pekan lalu.
Mantan mata-mata Rusia, Sergey Skripal dan anak perempuannya (Foto: telegraph.co.uk) |
Dalam pernyataannya, Gedung Putih memberitahukan bahwa kedua pemimpin menyepakati makna penting dala mengeluarkan langkah-langkah yang perlu untuk mengekang apa yang disebut dua negara ini sebagai aktivitas rahasia Moskow dan mencegah serangan-serangan senjata kimia di Inggris dan AS pada masa depan.
Pada hari yang sama, Menlu Inggris, Boris Johnson mengangap bahwa Rusia telah menilai rendah reaksi dari komunitas internasional terhadap pengracunan yang menurut London, Rusia harus bertanggung jawab.
Sementara itu, pada hari yang sama, Wakil diplomatik Rusia di Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE), Alexander Lukashevich menyatakan bahwa pengusiran terhadap150 diplomat Rusia yang dilakukan oleh negara-negara telah menciptakan “satu preseden yang berbahaya dari bentuk memberikan sanksi kolektif terhadap satu negara yang dituduh dengan tanpa dasar”. Dia menegaskan bahwa semua tuduhan Inggris terhadap Rusia dalam pengracunan ini merupakan “tindakan provokatif dengan skala besar”.
Juga yang bersangkutan dengan kasus tersebut, Kemlu Rusia pada Rabu (28/2), dalam pernyataannya, telah berseru kepada Inggris supaya bekerjasama erat dengan Badan Intelijen Rusia untuk mengklarifikasi kasus ini.