(VOVworld) – Pada Jumat (13 November) di Paris, ibukota Perancis terjadi serentetan serangan teror yang mengerikan. Serangan-serangan ini dilakukan di berbagai tempat, termasuk penembakan, penangkapan kira-kira 100 sandera di Teater Bataclan, dua ledakan di dekat stadium Stade de France, tempat dimana sedang berlangsung pertandingan sepak bola antara kesebelasan Perancis dan kesebelasan Jerman dengan dihadiri Presiden Perancis, Francois Hollande, 5 ledakan di dekat Teater Bataclan dan satu serangan terhadap Pusat perbelanjaan Les Halles.
Serdadu digelarkan di Paris, ibukota Perancis
(Foto: vov.vn)
Segera setelah terjadi serangan-serangan ini, Presiden Francois Hollande telah melakukan satu sidang kabinet darurat. Dia menyatakan penerapan situasi darurat di seluruh negeri dan mengatakan bahwa “langkah ke-2 ialah menutup perbatasan nasional”. Di samping itu, pemimpin Perancis juga mengimbau memperkuat langkah-langkah militer.
Dalam satu perkembangan terkini, pada Sabtu (14 November), Presiden Francois Hollande telah mengeluarkan perintah menggelarkan lagi 1.500 serdadu di ibukota Paris. Para pejabat Perancis memberitahukan bahwa pasukan keamanan negara ini telah membasmi sedikit-dikitnya 8 pelaku serangan, diantaranya ada 3 pelaku yang langsung ditembak mati di Teater Bataclan. Beberapa pelaku serangan lainnya sedang melarikan diri.