(VOVworld) – Konferensi ke-49 Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN berlangsung pada Minggu (24/7), di Vientiane, Ibukota Laos dengan dihadiri oleh 10 Menlu negara-negara anggota ASEAN dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN. Dengan tema: “Mengubah Visi menjadi kenyataan demi satu Komunitas ASEAN yang dinamis”, para Menlu telah berfokus membahas 5 visi utama yang meliputi: langkah-langkah memperkokoh solidaritas, kesatuan dan peranan sentral ASEAN; penggelaran Visi Komunitas ASEAN 2025; peningkatkan hasil-guna mesin manajemen; kerjasama antara ASEAN dan para mitra serta perbahasan tentang situasi di kawasan dan di dunia. Para Menlu menekankan bahwa ASEAN perlu memprioritaskan usaha memperkokoh dan memperkuat solidaritas dan kesatuan.
Deputi PM, Menlu Vietnam, Pham Binh Minh pada konferensi tersebut
(Foto: vov.vn)
Semua negara peserta berkomitmen akan terus bertekad dan berupaya untuk menggelarkan secara lengkap dan efektif Visi tahun 2025 dan rencana-rencana induk untuk menuju ke Komunitas ASEAN yang semakin erat, sesuai dengan undang-undang dan menganggap rakyat sebagai sentral. Para Menlu menilai tinggi keterkaitan antara penggelaran Visi tahun 2025 dengan Agenda 2030 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perkembangan yang berkesinambungan, menganggap ini sebagai prioritas penting, sepakat akan mempelajari dan menetapkan bidang-bidang prioritas dan membangun peta jalan untuk mendorong kesamaan- kesamaan dalam dua naskah strategis ini.
Ketika berbahas tentang situasi di kawasan dan di dunia, para Menlu berbahas tentang banyak masalah yang menjadi minat bersama seperti semenanjung Korea, Timur Tengah, Laut Timur, tantangan-tantangan yang sedang muncul seperti terorisme, perdagangan manusia, migrasi, kriminalitas trans negara, keamanan laut, perubahan iklim dan bencana alam. Tentang masalah Laut Timur, para Menlu menegaskan peranan penting Laut Timur yang berkaitan dengan perdamaian, kestabilan dan kerjasama di kawasan, terus menyatakan kecemaasn atas situasi yang rumit baru-baru ini di Laut Timur. Para Menlu menegaskan pendirian konsekuen tentang usaha menangani sengketa-sengketa dengan langkah damai di atas dasar hukum internasional; mengekang diri, tidak menggunakan atau mengancam menggunakan kekerasan; tidak melakukan militerisasi, tidak melakukan tindakan-tindakan yang merumitkan situasi atau meningkatkan ketegangan dan mencapai perkembangan substantif dalam pelaksanaan DOC serta penyusunan COC. Pada konferensi tersebut, Deputi Perdana Menteri, Menlu Vietnam, Pham Binh Minh berbagi tentang peranan penting dari penjaminan solidaritas, kesatuan dan peranan sentral ASEAN; menjunjung tinggi pemahaman masyarakat dan kombinasi harmonis antara kepentingan nasional dengan kepentingan bersama ASEAN; meminta supaya memperkuat pertukaran dan koordinasi pendirian bersama ASEAN tentang masalah-masalah regional dan internasional. Deputi PM, Menlu Pham Binh Minh menekankan peranan penting di banyak segi dari Laut Timur terhadap negara-negara dalam dan luar kawasan, menegaskan peranan penting ASEAN dalam mendorong perdamaian, stabilitas dan kerjasama antar- negara di kawasan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi negara-negara untuk menangani secara damai semua sengketa, sesuai dengan hukum internasional dan Kovensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982.
Pada Senin (25/7), menurut rencana, berlangsung 10 konferensi Menlu ASEAN +1 dengan para mitra dialog yaitu Tiongkok, Jepang, Republik Korea, Amerika Serikat, India, Australia, Selandia Baru, Rusia, Uni Eropa dan Kanada.