Dengan tema “Tantangan terhadap industri pertenunan : Masa kini dan masa depan”, konferensi tersebut membahas masalah-masalah dalam rangkaian suplai pertekstilan global dan mengeluarkan orientasi-orientasi bisnis cabang pertekstilan dalam situasi ada banyak gejolak di pasar. Ketika menilai potensi pertekstilan Vietnam, Bashi H. Ali Mohammad, Ketua Federasi menekankan: “Investasi pada aktivitas dan mesin tenun meningkat secara berarti, dari 600 pabrik telah menjadi 2.000 pabrik pada tahun 2011. Harga bahan mentah meningkat  empat kali lipat yaitu taraf peningkatan yang belum pernah ada dalam sejarah. Pertekstilan Vietnam sedang berkembang kuat. Cabang pertekstilan pada umumnya memainkan peranan yang penting. Perubahan dan perkembangan pokok dalam cabang pertekstilan akan mempunyai pengaruh yang penting terhadap cabang-cabang lain dan dalam serentetan suplai global”.

          Para manajer menilai bahwa untuk mencapai target ekspor senilai dari USD 25 miliar sampai USD 27 miliar pada tahun 2015, maka cabang pertekstilan Vietnam perlu meningkatkan nilai pertambahan, berfokus mengembangkan industri penunjang, produksi bahan mentah, meningkatkan prosentase pendomestikan dan lain-lain. Pada konferensi ini, Deputi Perdana Menteri Vietnam, Hoang Trung Hai menekankan bahwa Pemerintah Vietnam menetapkan sampai tahun 2020, industri pertekstilan menjadi cabang industri yang penting, memperkuat produksi kain dengan porosnya ialah Grup Pertekstilan Vietnam, melestarikan lingkungan hidup dan memperkuat investasi asing./.