Konflik Hamas-Israel: Hamas Menuntut Penyesuaian Beberapa Isi dalam Rekomendasi AS tentang Gencatan Senjata
(VOVWORLD) - Pada Rabu (12 Juni), Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken telah tiba di Doha, Qatar untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Qatar setelah Gerakan Islam Hamas memberikan tanggapan terhadap rekomendasi AS terkait kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Qatar merupakan tempat persinggahan Menlu Blinken dalam lawatannya ke 4 negara Timur Tengah untuk mendeseak Hamas menyepakati rencana gencatan senjata tersebut. Menurut rencana, diplomat terkemuka AS ini akan melakukan pertemuan dengan pemimpin tertinggi di negara Teluk yang kaya akan bahan bakar ini.
Menlu AS, Antony Blinken (kiri) dan sejawatnya dari Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani dalam jumpa pers di Doha, 12 Juni 2024 (Foto: AFP / VNA) |
Dalam tanggapannya terhadap rekomendasi tentang gencatan senjata di Gaza yang dikeluarkan Presiden AS, Joe Biden, pasukan Hamas, pada tanggal 11 Juni malam, telah meminta supaya merevisi beberapa isi seperti waktu berlangsungnya gencatan senjata dan penarikan serdadu Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza dan syarat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata ialah harus punya penjaminan dari tiga negara Rusia, Tiongkok dan Turki terhadap kesepakatan ini.
Dalam reaksinya, Israel menegaskan bahwa kalangan otoritas negara ini dan AS telah menolak permintaan Hamas tentang peranan sebagai sponsor untuk kesepakatan gencatan senjata dari tiga negara Rusia, Tiongkok, dan Turki. Menlu AS, Antony Blinken juga mengkonfirmasikan bahwa Hamas telah meminta supaya menambahkan beberapa isi baru dalam rekomendasi gencatan senjata, di antaranya ada permintaan-permintaan yang dinilai tidak implementatif.