Sebelumnya, pada 28 Desember 2020, Parlemen AS juga memberikan suara dengan persentase 322 suara pro dan 87 suara kontra.

Dengan demikian, ini untuk pertama kalinya Kongres AS melampaui hak veto Presiden Donald Trump terhadap satu rancangan undang-undang selama 4 tahun ini. Menurut rancangan undang-undang ini, gaji para serdadu AS akan  meningkat 3 persen, sementara lebih dari 740 miliar USD akan dialokasi bagi berbagai proyek dan program militer.

Presiden Donald Trump memveto rancangan undang-undang ini karena para legislator AS tidak membatalkan satu klausul yang melindungi perusahaan-perusahaan medsos yang dituduh Donald Trump telah melawannya dalam pilpres baru lalu. Selain itu, Donald Trump juga meminta kepada Kongres supaya membatalkan klausul yang membolehkan pergantian nama pangkalan-pangkalan militer yang memuliakan pimpinan Perserkutuan AS Selatan pada masa perang saudara. Ia juga mencela sebagian rancangan undang-undang ini yang membatasi haknya dalam penarikan serdadu AS dari Afghanistan dan Jerman dan menyatakan rancangan undang-undang ini akan menjadi bingkisan bagi Tiongkok dan Rusia.