Lebih dari 1000 Website di Perancis diserang oleh haker setelah kasus Charlie Hebdo
(VOVworld) - Banyak Website yang menderita serangan, pada pokoknya ialah milik pemerintahan daerah, universitas, gereja dan badan usaha. Haker telah menerbitkan di halaman mukanya kalimat-kalimat memuliakan agama Islam, bersamaan itu mengancam negeri Perancis. Para anasir yang menamakan diri “perang sabil cyber” dari Afrika Utara dan Mauritania menerima tanggung jawab untuk melakukan serentetan serangan, selain itu mereka juga mengancam akan ada gelombang serangan baru pada Kamis (15 Januari). Namun menurut kalangan pakar, semua serangan ini hanya merupakan sabotase kecil, belum muncul kelompok-kelompok yang menyerang teknologi tinggi secara terorganisasi.
Gedung majalah Charlie Hebdo setelah serangan teror
(Foto: baomoi.com)
Komunitas Muslim di dunia telah memberikan banyak reaksi kepada Majalah Charlie Hebdo yang terus menerbitkan gambar kartun Nabi Mohammad. Banyak organisasi Islam mengecam tindakan yang mereka anggap melanggar perasaan dan menghina agama Islam. Turki dan Senegal memutuskan akan melarang duplikat elektronik dan produk cetak tersebut bersamaan dengan Harian Liberation dari Perancis. Mahkamah Turki mengatakan bahwa semua kata, artikel, gambar kartun, produk cetak yang menodai nilai-nilai agama dan Nabi semuanya dianggap melanggara perasaan terhadap para penganut agama itu.
Di Spanyol, gerakan esktrimis “Orang Eropa menentang islamisasi Barat” (PEGIDA) yang sedang muncul di Jerman memberitahukan sudah membuka cabang di Spanyol segera setelah terjadi serangan-serangan di Perancis pada pakan lalu, sehingga menewaskan puluhan orang. PEGIDA – Spanyol menyatakan akan melakukan demonstrasi, tapi belum menetapkan waktu kongkrit. Pada permulaannya, PEGIDA – Spanyol berencana kana melakukan demonstrasi pertama pada 12 Januari ini di ibukota Madrid, tapi tidak mendapat izin dari kalangann pejabat daerah./.