Lokakarya internasional tentang Laut Timur.

(VOVworld)- Lokakarya internasional  tentang Laut Timur   baru-baru ini  diadakan di New York  (Amerika Serikat)  dengan partisipasi dari para sarjana  yang  bergengsi   Amerika Serikat,  Vietnam, Tiongkok, Australia, Inggeris, Filipina dan Singapura.

Lokakarya ini  telah menganalisis  semua sebab  yang menimbulkan  ketegangan di  Laut Timur, peranan  hukum internasional, hubungan Amerika Serikat –Tiongkok  dan peranan ASEAN  dalam memecahkan masalah sengketa  laut.  Pada lokakarya ini, wakil Vietnam mempresentasikan  argumentasi-argumentasi untuk membuktikan kedaulatan-nya yang tak terbantahkan di dua kepulauan  Hoang Sa (Paracel) dan Truong Sa (Spratly). Kepala Biro Hukum  Internasional dan Perjanjian dari Kementerian Luar Negeri Vietnam, Nyonya Nguyen Thi Thanh Ha telah menegaskan pendirian konsisten Vietnam  ialah menangani  semua sengketa di Laut Timur  menurut hukum internasional, diantaranya ada Konvensi PBB tentang Hukum Laut-1982. Dia juga menunjukkan:  perundingan damai memainkan  peranan  yang sangat penting  untuk mencari solusi bagi semua sengketa, khususnya sengketa  kedaulatan dan  hak yurisdiksi laut.

Lokakarya  internasional tentang Laut Timur. - ảnh 1
Para utusan menghadiri lokakarya tentang Laut Timur
(Foto: vov.vn)

Para sarjana  menilai : Nasionalisme   sedang muncul  di beberapa negara yang bersangkutan, khususnya di Tiongkok sehingga membuat  situasi semakin menjadi  rumit.  Mantan pembantu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat urusan masalah-masalah Asia Timur  dan Pasifik, Christopher Hill mengatakan  bahwa Tiongkok  harus menetapan  kepentingan poros –nya  dan berupaya untuk mengharmoniskan  kepentingan-kepentingan  ini dengan  kepentingan –kepentingan lain dari negara-negara ASEAN. Dia  menekankan: sengketa  laut memerlukan cara pendekatan yang lebih modern,  saling menguntungkan,  dan cara pendekatan bilateral Tiongkok sekarang  adalah tidak sesuai.

Wakil Filipina berargumentasi bahwa COC harus diterapkan seiring dengan hukum internasional karena Kode Etik ini  tidak bisa memecahkan semua masalah dan sebaliknya. Direktor  Pusat Hukum Internasional  dari Universitas  Nasional Singapura, Robert Beckman  mengatakan bahwa Tiongkok harus  mendorong kepentingan internasional –nya  yang berdasarkan pada hukum internasional. Ketika  meninjau  solusi-solusi  di Laut Timur, Profesor  Huang Jing,  Direktor  Pusat Asia dan Globalisasi Singapura mengatakan: “Hal yang sangat penting ialah harus berupaya memecahkan masalah  secara damai  menghindari penggunaan kekerasan. Untuk bisa melakukan hal ini, pertama-tama, kita harus menaati  hukum internasional, patokan dan  kebiasaan  yang telah diakui. Yang ke-2 ialah  harus menstabilkan situasi, jangan  membiarkan ketegangan  dan sengketa  bereskalasi  menjadi satu krisis besar. Yang ke-3 ialah harus membuat satu kerangka  bagi semua pihak yang bersangkutan  untuk bisa mengadakan perundingan dan berupaya  melakukan  koordinasi tindakan”.

Profesor  bidang politik Asia Tenggara, Ducan McCargo dari Universitas  Leeds  (Inggeris)  merekomendasikan  bahwa  langkah pertama  dalam sengketa di Laut Timur  ialah mendorong  hukum internasional,  bersamaan itu  mempertahankan  sanksi-sanksi  sekarang  dengan ASEAN sebagai sentral seperti forum regional ASEAN dan Konferensi  Menteri Pertahanan  ASEAN, memecahkan masalah meningkatkan pengeluaran pertahanan yang  selama ini sedang menimbulkan  ketikdakpercayaan antara negara-negara  dan memperkuat  hubungan Amerika Serikat –Tiongkok  menurut arah kerjasama  sebagai pengganti  konfrontasi./.

          


Komentar

Yang lain