(VOVworld) – Dalam rangka serentetan lokakarya dan simposium tentang Vietnam yang diadakan di Fakultas Vietnamologi di Univeritas Paris Diderot, pada Kamis sore (21 Mei), kelompok peneliti “Laut Timur di Perancis” mengadakan simposium dengan tema:
“Sengketa-sengketa di Laut Timur: aspek hukum, cara pendekatan Vietnam”. Pembicara utama pada simposium ini adalah Nguyen Hoai Tuong, anggota kelompok
“Laut Timur di Perancis”, Wakil Ketua Asosiasi Pakar dan Ilmuwan Vietnam (AVSE).
Panorama simposium tentang sengketa-sengketa di Laut Timur
di Univeritas Paris Diderot pada 21 Mei
(Foto: vietnamplus.vn)
Pada simposium ini, pembicara Nguyen Hoai Tuong berfokus menganalisis sengketa-sengketa wilayah dan wilayah laut di Laut Timur, menyinggung argumentasi yang tidak masuk akal tentang apa yang disebut sebagai “
garis sembilan ruas” serta tuntutan-tuntutan Tiongkok yang tidak berdasar tentang kedaulatan. Dia juga memperkenalkan naskah yang telah dicapai seperti Deklarasi tentang perilaku dari semua fihak di Laut Timur (DOC) dan naskah yang sedang disusun seperti Kode Etik di Laut Timur (COC). Pembicara ini juga mengikhtisarkan kembali perkembangan-perkembangan bentrokan dan ketegangan baru-baru ini yang bersangkutan dengan Laut Timur, khususnya aktivitas-aktivitas pembangunan yang berskala besar oleh Tiongkok di kawasan-kawasan sengketa, bersamaan itu menekankan bahwa Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 tetap menjadi dasar hukum fundamental untuk memecahkan semua sengketa ini.
Setelah presentasi tersebut, sesi perbahasan berlangsung secara bergelora dengan banyak pendapat yang bersangkutan dengan dokumen-dokumen sejarah dan hukum tentang kedaulatan Vietnam terhadap dua kepualauan Hoang Sa (Paracels) dan Truong Sa (Spratlys), nama Laut Timur dan upaya mengusahakan solusi damai untuk sengketa-sengketa kedaulatan./.