(VOVWORLD) - Dengan prosentase 202 suara pro dan 432 suara kontra, Majelis Rendah Inggris, pada Selasa (15 Januari), telah memberikan suara menentang permufakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang telah disepakati oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May dan para pemimpin Uni Eropa.
Satu sidang Mahekus Rendah Inggris pada tanggal 15/1 (Foto: AFP/VNA) |
Segera setelah hasil tersebut diumumkan, PM Theresa May telah mengakui kegagalan Pemerintah dan menyatakan bahwa Majelis Rendah Inggris telah memberikan suara, Pemerintah Inggris akan mendengarkannya . Namun dia juga menyatakan tidak jelas apakah Majelis Rendah menghormati keputusan penyelenggaraan referendum opini umum tentang Brexit atau tidak?.
Dalam satu pengumuman setelah Majelis Rendah Inggris menolak permufakatan tentang Brexit dengan Uni Eropa, Presiden Komisi Eropa (EC), Jean-Claude Juncker menyatakan bahwa Uni Eropa akan memperkuat persiapan bagi satu skenario Brexit tanpa adanya permufakatan.
Pada hari yang sama, banyak pemimpin Uni Eropa juga menyatakan kecemasan tentang hasil pemungutan suara di Majelis Rendah Inggris. Menurut mereka, permufakatan Brexit yang telah disepakati oleh Inggris dan Uni Eropa adalah solusi yang paling baik, karena permufakatan tersebut menciptakan satu waktu transisi kepada badan-badan usaha untuk bisa beradaptasi. Kalangan pimpinan Eropa juga menegaskan akan tidak melakukan perundingan kembali dan sedang aktif mendorong skenario Inggris meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 29/3 mendatang tanpa permufakatan.
Bersangkutan dengan pemungutan suara di Majelis Rendah tentang Brexit tersebut, koran-koran besar Inggris, pada hari yang sama telah serempak mengeluarkan komentar tentang kegagalan-nya PM Theresa May.
Juga pada Selasa (15 Januari), para legislator Inggris memberitahukan sedang siap menyampaikan rekomendasi tentang penundaan proses Brexit yang pernah ditentukan dalam Pasal 50 Traktat Lisabon. Sementara itu, para Menteri dalam Pemerintah Inggris pimpinan PM Theresa May juga mengadakan pembicaraan telepon dengan kalangan majikan yang isinya menyinggung kemungkinan menunda waktu Brexit.
Pada hari itu juga, ratusan aktivis anti-Brexit dengan bendera Uni Eropa telah berhimpun di luar Kantor Parlemen Inggris dan menyambut hasil pemungutan suara tersebut.