(VOVworld)- Perbahasan umum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibuka pada Rabu pagi (26 September) menurut waktu Amerika Serikat di kota New York. Dalam perbahasan yang memakan waktu sepekan ini, wakil semua negara anggota PBB akan membahas serenteran masalah yang penting seperti resesi ekonomi, perkembangan yang berkesinambungan, perubahan iklim, teorisme, bentrokan dan perlucutan senjata.
Persidangan ke-67 Majelis Umum PBB
(Foto: hungyentv.vn)
Dalam pidatonya di depan upacara pembukaan tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki Moon mencatat kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh dunia selama tahun-tahun belakangan ini seperti prosentase kelaparan dan kemiskinan telah berkurang separo sejak tahun 2000, proses demokrasi di dunia Arab, pertumbuhan ekonomi di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Akan tetapi, beliau juga menyatakan kecemasan tentang instabilitas di banyak kawasan, sikap acuh tak acuh terhadap perubahan iklim dan perlombaan senjata antara semua negara. Beliau mengatakan: “Saya melihat bahwa pemerintah negara-negara sedang memboroskan banyak uang pada berbagai senjata pemusnah manusia pada saat mengurangi investasi untuk manusia. Tanpa memperdulikan pengaruh yang serius akbiat perubahan iklim, banyak penguasa masih dengan sengaja acuh tak acuh terhadap ancaman ini”.
Tentang situasi kekerasan di Suriah, Sekjen Ban Ki Moon mengimbau kepada komunitas internasional, khususnya para anggota Dewan Keamanan PBB dan negara-negara di kawasan supaya menyokong upaya Utusan Khusus PBB dan Liga Arab. Bagi bentrokan di kawasan Timur Tengah, Sekjen Ban Ki Moon menegasakan bahwa solusi dua negara Palestina dan Israel yang berkoeksistensi secara damai adalah satu-satunya pilihan yang berkesinambungan. Tentang ancaman satu sama lain antara Iran dan Israel, Sekjen PBB menyatakan bahwa sebarang serangan militer juga menimbulkan akibat yang mengerikan dan semua negara supaya harus menaati secara lengkap Piagam PBB dan hukum internasional.
Pada hari yang sama, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah membacakan pidato di depan sidang yang isinya menonjolkan kebijakan hubungan luar negeri Amerika Serikat dalam menghadapi gelombang anti Amerika Serikat di banyak negara Islam selama ini, perang anti terorisme, situasi Suriah, program nuklir Iran dan proses perdamaian antara Israel dan Palestina./.