(VOVworld) – Ketika berbicara di depan jumpa pers bersama di Den Haag, Belanda, pada Kamis (31 Juli), Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak dan timpalannya dari Belanda, Mark Rutte meminta kepada semua fihak, yang meliputi tentara Ukraina dan pasukan penuntut federalisasi di Ukraina Timur supaya menjaga tempat kejadian jatuhnya pesawat terbang MH17 milik Malaysia Airlines untuk pekerjaan investigasi. PM Najib Razak memberitahukan bahwa prioritas Malaysia dan Belanda ialah menjamin supaya para investigator internasional bisa mendekati secara penuh dan tidak mengalami pembatasan untuk masuk ke tempat kejadiannya guna mengumpulkan bukti.
Pada pertemuan tersebut, kedua PM juga berbahas tentang tiga prioritas dalam mengatasi musibah MH17, meliputi mengangkut jenazah para korban dan barang-barangnya ke Tanah Air, menetapkan penyebab musibah itu dan menjamin bahwa para pelaku harus dibawa ke depan pengadilan.
PM Malaysia, Najib Razak dan PM Belanda, Mark Rutte
berbahas tentang kasus jatuhnya pesawat terbang MH17
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Yang bersangkutan dengan kasus jatuhnya pesawat terbang MH17, pada Kamis (31 Juli), para pakar Belanda, Australia dan satu kelompok pemantau internasional telah tiba di tempat kejadian kecelakaan tersebut setelah berhari-hari terjadi baku tembak yang sengit di kawasan ini. Sebelumnya, pada hari yang sama, Parlemen Ukraina telah memberikan suara untuk sepakat mengizinkan para investigator internasional menggunakan alat-alat militer di tempat kejadiaan jatuhnya pesawat terbang MH17 guna menjamin keselamatan.
Pada hari yang sama, Wakil Harian Rusia di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Vitaly Churkin memberitahukan bahwa Rusia telah menyerahkan kepada PBB dan Organisasi Keamanan dan Kerjasama (OSCE) data-data pemantauan yang obyektif di tempat kejadian jatuhnya pesawat terbang di Ukraina Timur./.