Masalah Brexit: Inggris ingin mempertahankan kerjasama erat dengan Uni Eropa dalam bidang ilmu pengetahuan dan penelitian
(VOVWORLD) - Pemerintah Inggris, pada Rabu (06 September), menyatakan keinginan mendorong kerjasama erat dengan Uni Eropa dalam memanfaatkan ruang, penelitian nuklir dan pengembangan kedokteran setelah negara ini resmi meninggalkan blok yang direncanakan berlangsung pada bulan 3/2019.
Kepada perunding Brexit dari Uni Eropa, Michel Barnier (kanan) dna Menteri Inggris urusan masalah Brexit (Foto: Kantor Berita Vietnam) |
Dalam dokumen terkini tentang visi pemerintah yang disebut sebagai “dokumen hubungan kemitraan masa depan” tentang hubungan-hubungan setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (atau Brexit), Pemerintah Inggris akan mengambil bukti-bukti tentang perihal negara-negara di luar Uni Eropa masih berpartisipasi dalam program-program seperti Galileo, European GPS dan Copernicus tentang pengembangan jasa informasi yang berdasarkan data-data yang dihimpun dari satelit-satilet.
Menurut itu, Pemerintah Iggris ingin mendorong perundingan untuk menyelesaikan secara tuntas dengan pasti tentang hubungan-hubungan masa depan menurut arah terbuka dan berseru kepada Uni Eropa supaya bertindak lebih luwes. Menteri Inggris urusan masalah Brexit, David Davis pernah menganggap melanjutkan kerjasama penelitian merupakan faktor penting untuk menciptakan “satu Inggris global”, satu slogan yang sering dikeluarkan oleh Perdana Menteri Inggris, Theresa May untuk menekankan prospek Inggris pasca Brexit, di antaranya khusus menghargai masalah penelitian dan pembaruan.
Pada hari yang sama, Menteri David Davis menyatakan bahwa dia dan Kepala perunding Brexit dari Uni Eropa, Michel Barnier bersama-sama tidak mengira bahwa kontradiksi sedang meningkat tentang permufakatan keuangan pada setiap putaran perundingan. Namun, Menteri David Davis juga menegaskan pandangan Inggris tentang perundingan satu permufakatan dagang dengan Uni Eropa setelah negara ini keluar dari blok tersebut.