Masalah Brexit: PM Inggris meningkatkan tekanan terhadap Uni Eropa

(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May sedang meningkatkan tekanan terhadap Uni Eropa supaya memberikan konsesi-konsesi dalam masalah garis perbatasan di Pulau Irlandia atau harus menghadapai bahaya Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa ada permufakatan, satu skenario yang merugikan kepentingan Uni Eropa.

Isi pidato PM Theresa May di depan pertemuan dengan para buruh di Pelabuhan Grimsby, Irlandia Utara pada Jumat (08 Maret), telah diumumkan  oleh Kantor-nya memberitahukan bahwa dia hanya mengajukan beberapa pemilihan kepada Uni Eropa untuk menjamin tercapainya Brexit terakhir dan menyaksikan keluar-nya Inggris secara tertib pada tanggal 29/3 ini. Dalam pidatonya, PM Theresa May menegaskan bahwa Pemerintah Inggris konsekuen dengan target mencapai perubahan-perubahan yang bersifat mengikat secara hukum dengan ketentuan: “pagar ringtangan” tentang  masalah garis perbatasan di Pulau Irlandia sebelum permufakatan Brexit yang dicapai oleh Pemerintah Inggris dan Uni Eropa pada akhir tahun 2018 lalu yang dipungutan suara untuk kali ke-2 di Majelis Rendah pada tanggal 12/3 ini. PM Theresa May menegaskan bahwa meskipun London tetap aktif melakukan temu kerja dengan Brussels, tapi keputusan-keputusan yang akan dikeluarkan oleh Uni Eropa pada hari-hari mendatang akan berpengaruh besar terhadap hasil pemberian suara di Majelis Rendah Inggris.

Komentar

Yang lain