Masalah Brexit: Uni Eropa menekankan rencana Brexit dari Inggris “harus dirsesuaikan”
(VOVWORLD) - Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, pada Rabu (19 September), telah menyatakan bahwa Inggris perlu mempertimbangkan kembali pendirian-nya tentang perundingan Brexit yang bersangkutan dengan masalah garis perbatasan Irlandia dan hubungan perdagangan dengan Uni Eropa pada masa depan.
PM Inggris, Theresa May (Foto: AFP/VNA) |
Ketika berbicara di depan jumpa pers menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di Salzburg, Austria pada malam hari itu, Presiden Donald Tusk menyambut baik beberapa usulan dalam rencana Brexit yang disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, tapi memperingatkan bahwa “masalah-masalah lain seperti garis perbatasan Irlandia atau kerangka kerjasama ekonomi dan usulan-usulan Inggris harus disesuaikan”.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, Sekretaris urusan keuangan dari Kementerian Keuangan Inggris, Mel Stride, pada Rabu (19 September), memberitahukan bahwa Inggris bisa melaksanakan referendum rakyat yang ke-2 tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (atau Brexit) kalau para legislator menolak rencana Brexit dari PM Inggris, Theresa May. Sekarang PM Theresa May sedang berupaya untuk menerima dukungan dalam negeri dan Uni Eropa tentang “perceraian” yang baru. Dia menolak maksud menyelenggarakan referendum yang ke-2 tentang kasus ini, tapi Pemerintah Inggris telah menyetujui agar para legislator memberikan suara tentang masalah apakah bisa menyetujui permufakatan yang bisa dirundingkan oleh PM Theresa May dengan Brussels atau tidak?.