Media massa internasional memberikan perhatian khusus pada situasi di Laut Timur
(VOVworld) - Setelah jumpa pers yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam pada Kamis sore (5 Juni) di kota Hanoi, media massa internasional pada Jumat (6 Juni) secara serempak memuat artikel-artikel yang mencerminkan tindakan-tindakan yang tidak berkemanusiaan Tiongkok di Laut Timur yang mereka saksikan secara mata kepala sendiri.
Banyak wartawan dalam dan luar negeri menghadiri jumpa pers
yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam
pada Kamis sore (5 Juni) di kota Hanoi
(Foto: vietnamplus.vn)
Kantor berita CNN dari Amerika Serikat memuat artikel tulisan wartawan Euan McKirdy melukiskan situasi di lapangan di kawasan dimana Tiongkok menempatkan anjungan minyak Haiyang Shiyou 981 di landas kontinen Vietnam. Wartawan Euan McKirdy beserta 40 wartawan dalam dan luar negeri telah naik ke kapal Vietnam dari pelabuhan Da Nang ke Laut Timur. Artikel ini antara lain mengatakan: “Pihak Tiongkok menyatakan kecongkakan. Satu rekaman video yang ditayangkan oleh CNN menunjukkan kapal Tiongkok menyerang kapal Vietnam dengan kanon air . Kapal-kapal Tiongkok juga berinisiatif menabrak kapal Vietnam. Pada pagi hari, kami melihat satu kapal Tiongkok menggunakan kanon air menembak kapal kapal ikan Vietnam. Dari jauh, kelihatan biasa, tapi ketika sudah dekat maka itulah semprotan air yang teramat kuat, bisa merusak jendela, bisa mematikan mesin kapal. Pada saat kapal-kapal sudah saling berdekatan, kami bisa melihat jelas senapan-senapan di kapal Tiongkok. Keberadaan senjata hanya beberapa puluh meter saja dari kami, sehingga membuat kami merasa sangat cemas”.
Pada hari yang sama, media massa internasional seperti kantor berita Reuters, Bloomberg, koran “Daily Mail”, Telegraph, VOA juga secara serempak memuat informasi bahwa kapal Tiongkok menyeruduk tenggelam kapal ikan Vietnam.
Pada Kamis (5 Juni), koran “Le Echos” dari Perancis memuat komentar dengan judul: “Tiongkok- negara adi kuasa yang semakin haus perang” yang antara lain memperingatkan bahwa tindakan-tindakan Tiongkok mengandung satu resiko serius ialah mengurangi prestise negara ini. Menurut koran ini, tindakan-tindakan provokatif Tiongkok terhadap negara-negara tetangga belakangan ini telah menunjukkan adanya perubahan tentang posisi diplomatik Tiongkok. Jika 5 tahun lalu, Tiongkok masih dianggap sebagai satu negeri damai, maka telah menjadi satu faktor provokasi yang potensial di kawasan. Pembalikan ini pada kenyataan mengandung bahaya runtuhnya prestise nasional. Pengarang komentar ini juga mengatakan bahwa jika sebenarnya ingin mengembangkan “kekuasaan lunak”, Tiongkok perlu punya sikap lain dan satu doktrin diplomatik yan sepadan dengan posisi negeri adi kuasa yang ingin mereka tunjukkan di gelangang internasional./.