(VOVWORLD) - Melanjutkan pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 8% adalah topik yang dibahas para anggota Majelis Nasional (MN) Vietnam pada paruh pertama persidangan MN yang berlangsung dari tanggal 22 Mei hingga tanggal 10 Juni.
Menurut penilaian para para anggota MN, ini adalah solusi yang perlu, turut mengurangi harga produk, menstimulasi permintaan konsumen, memacu produksi, menciptakan lapangan kerja bagi pekerja, dengan demikian turut memulihkan ekonomi, melindungi jaring pengaman sosial.
Opini umum menilai penurunan PPN dari 10% menjadi 8% akan mendorong konsumsi di pasar domestik dengan skala 100 juta jiwa penduduk, sehingga mendorong pemacu bagi badan usaha untuk pulih dan mendapatkan kembali momentum produksi pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Ini adalah solusi untuk menciptakan dan memelihara sumber pendapatan yang berkelanjutan untuk APBN. Magister Vu Xuan Truong, Dosen, Ahli Merek, Fakultas Marketing, Sekolah Tinggi Perdagangan, menilai:
“Mengurangi PPN menjadi 8% akan mendorong motivasi produksi bagi badan-badan usaha, itu merupakan faktor dari pihak pemasok. Faktor kedua jelas bahwa ketika harga turun, konsumen akan lebih termotivasi. Konsumen ingin menggunakan banyak produk, dengan demikian produk dari badan-badan usaha dan organisasi yang dipasok ke pasar akan menawarkan harga terjangkau, cocok untuk kantong konsumen. Khususnya kebijakan ini cocok untuk konteks pasca pandemi, di mana konsumen harus memperketat pengeluaran dan memperhatikan pilihan produk yang terjangkau.”