Menhan AS menegaskan masih tetap mempertahankan sanksi-sanksi terhadap RDRK
(VOVWORLD) - Amerika Serikat (AS) bersedia ikut serta pada proses diplomatik dengan Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) untuk mendorong proses denuklirisasi Semenanjung Korea, tetapi Washington akan masih tetap mempertahankan sanksi-sanksi terhadap Pyong Yang sampai saat negara ini membatalkan program nuklirnya.
Menhan AS, Mark Esper (Foto: AFP/VNA) |
Pernyataan tersebut diajukan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Mark Esper, pada Jumat (9 Agustus), segera setelah memulai pembicaraan dengan Menhan Republik Korea, Jeong Kyeong-doo dalam rangka kunjungan selama 2 hari yang dilakukanoleh Boss Pentagon ke negara sekutu Republik Korea. Menhan Mark Esper juga menekankan makna penting dari kerjasama ketat antara dua negara dalam masalah RDRK. Dia menegaskan pandangan AS ialah mempertahankan sanksi-sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terhadap RDRK sampai saat Pyong Yang melaksanakan denuklirisasi yang tidak bisa dibalikkan, bisa diecek sepenuhnya di Semenanjung Korea. Menurut hemat pejabat ini, AS bersedia ikut serta pada proses diplomatik dengan RDRK untuk mendorong komitmen yang sudah dicapai dalam pernyataan bersama di pertemuan puncak AS-RDRK kali pertama di Singapura pada tahun 2018, melalui itu mencapai target-target tersebut.
Yang bersangkutan dengan hubungan bilateral AS-Republik Korea, Menhan Mark Esper menegaskan: Dua negara sekutu bersedia saling membela dan membina ruang bagi hubungan diplomatik. Ketika menekankan Indo-Pasifik yang menjadi prioritas dalam kebijakan AS, Menhan Mark Esper minta perhatian bahwa kunjungan-nya di Republik Korea kali ini bertujuan menegaskan kembali hubungan persekutuan yang berkelanjutan antara dua negara.
Pada pihaknya, Menhan Republik Korea, Jeong Kyeong-doo mengungkapkan perdebatan dagang sekarang antara negara ini dengan Jepang. Menurut hemat dia, perihal Jepang membatasi ekspor beberapa jenis bahan teknologi tinggi ke Republik Korea telah memberikan pengaruh negatif terhadap kerjasama keamanan trilateral, di antaranya ada AS. Menhan Republik Korea menegaskan: Jepang sedang menimbulkan dampak balik terhadap hubungan bilateral dan kerjasama keamanan trilateral dengan cara mengeluarkan peringatan tentang keamanan dan langkah memberi balasan ekonomi seperti membatasi ekspor dan menyingkirkan Seoul keluar dari Daftar Putih dari Tokyo.