(VOVworld) – Dalam pembicaraan antara Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe dan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, Kamis pagi (7/1), dua pemimpin menetapkan rencana melakukan koordinasi erat untuk memberikan reaksi terhadap uji nuklir yang dilakukan Republik Demokrasi Rakyat (RDR) Korea sehari sebelumnya. PM Shinzo Abe menunjukkan bahwa komumitas internasional perlu menjalankan tindakan yang gigih untuk mengirim satu pesan kuat kepada RDR Korea, melalui itu membantu mencegah Pyong Yang melakukan tindakan-tindakan provokatif pada masa depan. Presiden AS, Barack Obama menegaskan bahwa AS akan menjalankan langkah-langkah untuk menjamin keamanan Jepang dan para sekutunya. Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Fumio Kishida juga melukan pembicaraan via telepon dengan para timpalannya dari Uni Eropa dan Republik Korea guna berbahas tentang uji nuklir yang dilakukan RDR Korea. Para fihak sepakat bahwa “komunitas internasional, yang meliputi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kelompok G7 perlu berkoordinasi untuk memberikan reaksi yang satu dan kuat”.
Presiden Republik Korea, Park Geun-hye
melakukan rapat Dewan Keamanan Nasional
setelah RDR Korea menyatakan melakukan uji nuklir
(Foto: htv.com.vn)
Sebelumnya, Rabu (6/1), Dewan Keamanan (DK) PBB melakukan rapat darurat guna berbahas tentang langkah-langkah dalam menghadapi situasi serius yang timbul dari pernyataan RDR Korea tentang uji bom hidrogen (atau bom H), Rabu (6/1), menurut waktu RDR Korea. Semua negara anggota DK PBB dengan gigih mengutuk uji nuklir baru dari Pyong Yang ini dan menegaskan bahwa ini merupakan tindakan yang melanggar secara terang-terangan Resolusi-Resolusi DK PBB.
Sementara itu, Pemerintah Jerman mengimbau kepada Pyong Yang supaya berperilaku sesuai dengan semua Resolusi DK PBB dan kembali ke meja perundingan; bersamaan itu memanggil Duta Besar RDR Korea di Berlin untuk memberikan penjelasan tentang informasi-informasi tersebut.
Di Republik Korea, Presiden Park Geun-hye, Rabu (6/1) mengutuk uji bom H dari RDR Korea, bersamaan itu mengimbau kepada komunitas internasional supaya memperkuat sanksi-sanksi guna memaksa Pyong Yang harus “membayar harga” terhadap pelanggaran secara terus-menerus terhadap Resolusi-Resolusi DK PBB. Menurut Jurubicara Kementerian Pertahanan Republik Korea, Kim Min Seok, tentara negara ini telah meningkatkan tarap kesiapan dan menyatakan akan “menerapkan langkah-langkah yang perlu” serta akan melakukan koordinasi dengan AS. Sementara itu, para pakar AS menganggap bahwa alat-alat nuklir yang baru saja diujicobakan oleh RDR Korea bukan satu bom H.