(VOVWORLD) - Banyak negara di dunia, pada Kamis (7 Desember), terus memprotes keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel.
Orang Palestinan melakukan demonstrasi di Nablus, Tepi Barat, pada 7/12 (FotoXinhua/Kantor Berita Vietnam) |
Parlemen Mesir telah mencela keputusan Presiden AS, Donald Trump, bersamaan itu berseru kepada komunitas internasional supaya menentang keputusan ini. Ketua Komisi urusan masalah Arab dari Parlemen Mesir, Saad El-Gammal mengatakan bahwa dengan keputusan Presiden Donald Trump tentang status terhadap Jerusalem, komitmen-komitmen Kepala Pemerintah AS tentang dukungan terhadap proses perdamaian Timur Tengah sekarang sama sekali merupakan penipuan.
Di Jordania, Raja Abdullah II pada pertemuan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di ibukota Amman, pada Kamis (7 Desember), mengatakan bahwa pengakuan Jerusalam oleh AS sebagai Ibukota Israel merupakan tindakan “melanggar hukum internasional dan resolusi-resolusi internasional yang sah”.
Pada pihaknya, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas memperingatkan ancaman-ancaman yang bertolak dari pengakuan Jerusalem sebagai Ibukota Israel, di antaranya ada akibat-akibat terhadap masa depan proses perdamaian Timur Tengah maupun terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan dan di dunia.
Pada hari yang sama, Dewan Negara Libia telah berseru kepada rakyat Libia dan orang Muslim di dunia supaya memprotes keputusan AS tentang perpindahan Kedutaan Besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Di Asia, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan kekecewaan tentang keputusan AS tersebut, bersamaan itu mendesak Washington mempelajari lagi keputusan ini.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, pada Kamis (7 Desember), Presiden Rusia, Vladimir Putin dan timpalannya dari Turki, Tayyip Erdogan telah mengadakan pembicaraan telepon untuk berbahas tentang keputusan tersebut. Dua pemimpin menyetujui bahwa keputusan Presiden AS, Donald Trump akan berpengaruh negatif terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Pada hari yang sama, ribuan orang dengan membawa bendera Palestina dan slogan berhimpun di depan Kedutaan Besar dan Konsulat AS di banyak kota utama Turki untuk memprotes keputusan Presiden AS tentang Jerusalem.