(VOVworld) - Pada latarbelakang eskalasi kekekerasan antara Israel dan Gerakan Islam Hamas Palestina, para pemimpin dua pihak telah saling menuduh dan mengimbau dukungan internasional.
Pada Rabu (9 Juli), Presiden Palestina, Mahmoud Abbas telah mengadakan sidang darurat badan pimpinan Palestina di kota Ramallah. Presiden Mahmoud Abbas merekomendasikan akan menandatangani dokumen masuk Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bersama-sama dengan banyak organisasi internasional lain, bersamaan itu menuduh bahwa serangan yang dilakukan Irael terhadap jalur Gaza telah menimbulkan korban bagi ratusan warga negara Palestina. Ini adalah satu kejahatan genosida. Dia juga mengirim surat kepada Presiden Swiss, Didier Burkhalter, urusan Konvensi Jenewa,-Konvensi yang menentukan patokan hukum internasional tentang masalah kemanusiaan dan mengusulkan satu konferensi tingkat tinggi negara-negara yang menandatangani konvensi ini untuk memaksa Israel menaati hukum internasional guna menghentikan serangan di Tepi Barat dan jalur Gaza.
Rakyat Palestina membawa mayat seorang yang terkena meriam Israel
(Foto: Reuters)
Pada pihak Hamas, pemimpin Gerakan ini, Khaled Meshal mengimbau kepada komunitas internasional supaya menimbulkan tekanan terhadap Israel untuk menghentikan pencurahan darah di jalur Gaza. Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga menyatakan: Hamas melanggar kejahatan perang.
Dalam menghadapi ketegangan di Timur Tengah, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa (DK PBB) mengadakan sidang darurat pada Kamis (10 Juli) menurut permintaan Utusan Khusus negara-negara Arab. Pada sidang ini yang direncanakan berlangsung pada pukul 14.00 menurut GMT, 15 negara anggota DK PBB akan melakukan konsultasi tertutup setelah mendengarkan laporan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon tentang perkembangan krisis./.